Sunday, December 22, 2019

DUDS (20191222)

22 Desember (Dua pUluh Dua deSember)

#Hariini adalah hari Minggu, tanggal 22 Desember. Selain diperingati sebagai hari Onde, tanggal tersebut juga diperingati sebagai Hari Ibu. 

Happy Mother's Day for my Mom...

https://dunieusaha.com/happy-mother-day-2019/

Nyokap gw itu wanita hebat. Berkat dirinya, lahirlah 8 anak (3 laki-laki dan 5 perempuan) dengan perbedaan usia masing-masing sekitar 2 tahun. Ditambah lagi, orang tua gw bukan berasal dari keluarga berada. 

Orang tua nyokap bekerja sebagai pedagang kue dan rokok bakau, dengan 8 anak yang harus mereka hidupi.

Perbedaan umur orang tua gw, yaitu 4 tahun. Mitos jaman dulu, jika suami istri berbeda 4 tahun artinya kaki meja (pernikahannya langgeng).

Di balik usaha keras yang dilakukan bokap untuk keluarganya, ada supporter terhebat di belakangnya, yaitu nyokap. Gw masih ingat saat masih SD. Saat itu di rumah gak ada lauk untuk makan, nyokap dengan pintarnya menyiasati agar kami mau makan dengan garam. Nyokap pergi ambil daun pisang. Lalu dengan nasi yang baru saja matang, nyokap mencampurnya dengan garam dan dibungkus dengan saun pisang.

Kami yang masih tidak mengerti keadaan ekonomi keluarga sangat senang dengan menu nasi garam. Sambil bermain, kami menggenggam nasi garam yang dibungkus daun pisang itu. Satu bungkus nasi garam tidaklah cukup untuk gw (itu sudah menjadi salah satu makanan favorit gw). Karena di antara semua anak perempuan orag tua gw, gw lah yang paling gembul (doyan makan). Porsi makan gw 2 kali lipat daripada saudara-saudara perempuan gw. So... You can guess the shape of my body 😅

Itulah salah satu kehebatan nyokap gw. 

Hubungan nyokap gw dengan adik bokap dan mamanya bokap tidak harmonis. Entah karena apa mereka bertengkar dan sepertinya kejadian itu terjadi sebelum gw lahir. 

Mungkin istri jaman sekarang akan memilih cerai atau pergi begitu saja, jika dihadapkan dengan kondisi ekonomi seadaanya, mengurus rumah dan 8 orang anak, ketidakharmonisan dengan mertua dan ipar. Gw bisa membayangkan bagaimana kondisi mental nyokap gw saat itu. Jauh dari orang tua, tidak punya teman untuk bercerita, suami yang sibuk cari penghasilan, anak-anak yang masih kecil. Pastinya stress berat...

Tapi nyokap gw hebat, dia bisa melalui semuanya. 

Kondisi ekonomi keluarga gw mulai sedikit membaik saat kedua kakak gw mulai bekerja. 

28 Desember 2012, nyokap terserang stroke ringan. Posisi gw saat itu sedang perjalanan ke luar kota untuk liburan dengan teman kantor gw, dan baru kembali 3 hari kemudian.

31 Desember gw menjenguk nyokap di rumah sakit. Suara lemah dan tidak terdengar jelas. Sedih melihat keadaan nyokap...

Karena awamnya pengetahuan gw dan keluarga mengenai penyakit stroke ini, keluarga gw pun menghentikan pengobatan nyokap setelah nyokap pulih. Nyokap gw juga sudah enggan untuk menjalani pengobatan.

Agustus 2014 nyokap harus menjalani operasi usus buntu. Dari sanalah kami mengetahui bahwa nyokap terkena TBC usus. Dengan kepulangan gw dari luar negeri, gw pun memutuskan untuk mengurus nyokap mulai dari makanan hingga obat. 9 bulan adalah waktu yang dibutuhkan nyokap untuk sembuh dari TBC usus. Karena penyakit usus buntu dan TBC usus ini, berat badan nyokap juga menurun.

Penderitaan nyokap tidak hanya sampai disitu. Setelah selesai menjalani pengobatan TBC usus, gw curiga dengan perilaku nyokap yang sering lupa saat memanggil nama anak-anaknya, atau lupa menyebutkan sesuatu, atau lupa meletakan sesuatu. Hingga saat gw menonton acara kick andy tentang "Jangan Maklum Dengan Pikun", yang membahas mengenai penyakit Alzheimer. Dari sanalah gw mencari tahu  tentang tanda-tanda, penyebab dan lain-lain yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer. 

Gw pun berdiskusi dengan kakak gw mengenai kondisi nyokap dan tentu saja mengenai Alzheimer juga. Dan kakak gw pun setuju agar nyokap melakukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Dari hasil MRI, nyokap didiagnosa terkena vascular dimentia (dimensia vaskular) yang disebabkan oleh stroke yang pernah dialaminya tahun 2012 dan tidak melakukan pengobatan yang lebih lanjut. Dari sanalah gw baru mengetahui bahwa sekali orang terkena stroke, maka selamanya orang tersebut harus menjalani pengobatan dan tidak boleh menghentikan pengobatannya.

https://rukunseniorliving.com/apa-itu-demensia-dan-bedanya-dengan-pikun/

https://rukunseniorliving.com/apa-itu-demensia-dan-bedanya-dengan-pikun/

Sampai hari ini, nyokap masih terus mengkonsumsi beberapa jenis obat dan obat-obat itu harus dikonsumsinya hingga seumur hidupnya. 

Mungkin karena rasa jenuhnya dengan obat-obat tersebut, kadang obat-obat itu dibuang, jika tidak ada yang mengawasi. Selain itu, nyokap juga sudah gak mau lagi check up ke rumah sakit. Semakin keras kami memaksa, semakin keras pula nyokap menolaknya. 😥

Gw suka dengan lirik lagu Bunda yang dinyanyikan oleh band Potret, menurut gw sangat menyentuh dan cocok untuk melukiskan seorang Mama.

Bunda

Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Nada-nada yang indah
Selalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya
Tangan halus dan suci
Telah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Oh, bunda ada dan tiada
Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku
Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Oh, bunda ada dan tiada
Dirimu 'kan selalu ada di dalam hatiku

#hariini #cukupsampaidisini #qmo

* Dementia atau dimensia adalah penyakit yang mengakibatkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.

Jenis demensia yang paling sering terjadi adalah penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Alzheimer adalah demensia yang berhubungan dengan perubahan genetik dan perubahan protein di otak. Sedangkan, demensia vaskular adalah jenis demensia akibat gangguan di pembuluh darah otak.

Perlu diingat, demensia berbeda dengan pikun. Pikun adalah perubahan kemampuan berpikir dan mengingat yang biasa dialami seiring pertambahan usia. Perubahan tersebut dapat memengaruhi daya ingat, namun tidak signifikan dan tidak menyebabkan seseorang bergantung pada orang lain.

Penyebab Demensia

Demensia disebabkan oleh rusaknya sel saraf dan hubungan antar saraf pada otak. Berdasarkan perubahan yang terjadi, ada beberapa jenis demensia, yaitu:

Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi. Penyebab Alzheimer masih belum diketahui, namun perubahan genetik yang diturunkan dari orang tua diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Selain faktor genetik, kelainan protein dalam otak juga diduga dapat merusak sel saraf sehat dalam otak.

Demensia vaskular

Demensia vaskular disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Stroke berulang merupakan penyebab tersering dari demensia jenis ini.

Kondisi lain yang menimbulkan gejala demensia

Selain penyakit Alzheimer dan demensia vaskular, terdapat juga kondisi-kondisi lain yang bisa menimbulkan gejala demensia, namun sifatnya sementara. Kondisi tersebut meliputi:
  • Kelainan metabolisme atau endrokrin.
  • Multiple sclerosis.
  • Subdural hematoma.
  • Tumor otak.
  • Efek samping obat, seperti obat penenang dan obat pereda nyeri.
  • Kekurangan vitamin dan mineral tertentu, seperti kekurangan vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, vitamin E, dan zat besi dalam tubuh.
  • Keracunan akibat paparan logam berat, pestisida, dan konsumsi alkohol.

Faktor Risiko

Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko demensia, yaitu pertambahan usia, adanya riwayat demensia dalam keluarga, serta gaya hidup yang tidak baik, seperti pola makan tidak sehat, tidak rutin berolahraga, merokok, dan kecanduan alkohol.
Selain itu, ada beberapa penyakit yang juga berisiko menimbulkan demensia, antara lain:

Gejala Demensia

Gejala utama demensia adalah penurunan memori dan perubahan cara berpikir, sehingga tampak perubahan pada perilaku dan cara bicara. Gejala tersebut dapat memburuk seiring waktu. Agar lebih jelas, berikut adalah tahapan gejala yang muncul pada penderita demensia:

Tahap 1

Pada tahap ini, kemampuan fungsi otak penderita masih dalam tahap normal, sehingga belum ada gejala yang terlihat.

Tahap 2

Gangguan yang terjadi pada tahap ini belum memengaruhi aktivitas sehari-hari penderita. Contohnya, penderita menjadi sulit melakukan beragam kegiatan dalam satu waktu, sulit membuat keputusan atau memecahkan masalah, mudah lupa akan kegiatan yang belum lama dilakukan, dan kesulitan memilih kata-kata yang tepat.

Tahap 3

Pada tahap ini, penderita dapat tersesat saat melewati jalan yang biasa dilalui, kesulitan mempelajari hal baru, suasana hati tampak datar dan kurang bersemangat, serta terjadi perubahan kepribadian dan menurunnya kemampuan bersosialisasi.

Tahap 4

Ketika memasuki tahap ini, penderita mulai membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berpakaian dan mandi. Penderita juga mengalami perubahan pola tidur, kesulitan dalam membaca dan menulis, menarik diri dari lingkungan sosial, berhalusinasi, mudah marah, dan bersikap kasar.

Tahap 5

Ketika sudah masuk ke tahap ini, seseorang dapat dikatakan mengalami demensia berat. Demensia pada tahap ini menyebabkan penderita tidak dapat hidup mandiri. Penderita akan kehilangan kemampuan dasar, seperti berjalan atau duduk, tidak mengenali anggota keluarga, dan tidak mengerti bahasa.

Pemeriksaan oleh dokter perlu segera dilakukan jika mengalami seluruh atau beberapa gejala yang dicurigai sebagai gejala awal demensia, antara lain:
  • Mudah lupa.
  • Sulit mempelajari hal baru.
  • Sulit konsentrasi.
  • Sulit mengingat waktu dan tempat.
  • Suasana hati tidak menentu.
  • Sering kehilangan benda akibat lupa tempat meletakkannya.
  • Sulit menemukan kata yang tepat saat berbicara.
  • Apatis atau tidak perduli terhadap lingkungan sekitar.
  • Sering mengulang aktivitas yang sama tanpa disadari.
  • Sulit melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.
Beberapa penyakit, seperti diabetes, kolesterol, dan hipertensi, dapat meningkatkan risiko demensia. Jika Anda menderita penyakit tersebut, disarankan untuk rutin berkonsultasi dengan dokter untuk memantau perkembangan penyakit dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Diagnosis Demensia

Diagnosis demensia cukup sulit dilakukan karena gejalanya mirip dengan penyakit lain. Oleh karena itu, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya.

Sebagai langkah awal, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien untuk mengetahui seberapa besar gejala tersebut memengaruhi aktivitas sehari-hari. Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien serta keluarga untuk mengetahui apakah ada riwayat demensia dalam keluarga.
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan yang meliputi:
  • Pemeriksaan saraf
    Pemeriksaan saraf dilakukan untuk menilai kekuatan otot serta melihat refleks tubuh.
  • Pemeriksaan mental
    Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan metode mini-mental state examination (MMSE), yaitu serangkaian pertanyaan yang akan diberikan nilai oleh dokter untuk mengukur seberapa besar gangguan kognitif yang dialami.
  • Tes fungsi luhur
    Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir seseorang, misalnya dengan meminta pasien berhitung mundur dari angka 100 atau menggambar jarum jam untuk menunjukan waktu tertentu.         
Pemeriksaan lainnya juga perlu dilakukan bila ada penyakit lain yang menimbulkan gejala demensia, seperti stroke, tumor otak, atau gangguan tiroid. Pemeriksaan tersebut meliputi:
  • Pencitraan otak dengan CT scan, MRI, atau PET scan.
  • Pemeriksaan listrik otak dengan EEG.
  • Pemeriksaan darah.

Pencegahan Demensia

Belum ada cara pasti untuk mencegah demensia. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya, seperti:
  • Berhenti merokok.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Tidur yang cukup.
  • Menjaga asupan nutrisi dan menerapkan pola makan sehat, misalnya dengan mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi serat. Konsumsi vitamin untuk otak juga diduga baik untuk mencegah demensia.
  • Kurangi asupan alkohol.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Melatih otak secara berkala, seperti rajin membaca atau bermain teka-teki silang.
  • Rutin mengontrol tekanan darah, kadar gula darah, dan kolestrol.
  • Segera melakukan konsultasi ke dokter jika mengalami stres, depresi, atau gangguan kecemasan.
(https://www.alodokter.com/demensia)


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home