PASS (20191214)
14 Desember (emPat belAS deSember)
#Hariini gw pun akhirnya terkapar juga, setelah beberapa hari bertahan. Ditambah lagi ada pertandingan semifinal BWF World Tour. Semakin gak konsen gw untuk nulis😲
Gw mau coba nulis saat gw kerja di salah satu universitas. Posisi gw sebagai sekretaris yayasan, selain gw ada seorang lagi sekretaris yayasan. Itu adalah pekerjaan yang menyebalkan. Setiap hari selalu saja dimarahi bos, baik gw maupun sekretaris yang lain. Gw kasih laporan, bos bilang nanti aja. Ya sudah gw bawa lagi laporan gw, karena bos gw gak suka ada berkas di mejanya. Gak lama kemudian, dia marah-marah kenapa gw gak kasih laporan. #tepokjidat🤦
Gak tahu kenapa si bos suka sekali marah dan cari kesalahan gw dan sekretaris lain. Setelah marah-marah, dia akan bersikap baik. Tapi gak lama, dia marah lagi... Lama-lama gw bisa gila berhadapan dengan bos seperti dia. Berbeda dengan 2 bos lainnya yang baik dan ramah, bahkan tidak pernah sekalipun marah. Gw kerja di universitas itu hanya selama 6 bulan.
Gw resign karena gw sangat marah dengan si bos. Menurut gw dia sudah kelewat batas.
Kejadian itu terjadi saat si bos sedang ada di luar kota. Hari itu gw lembur sampai jam 19.00. Saat gw turun ke lobby, ada satu security yang melaporkan bahwa ada security yang tidak sengaja meminum pestisida karena dia mengira itu air teh. Gw langsung suruh security itu mencari dimana security yang keracunan tersebut. Tapi tidak ada yang tahu keberadaannya. Gw pun menanyakan peristiwa tersebut kepada kepala security, tapi dia tidak mengetahui bahwa anak buahnya keracunan pestisida.
Saat itu di kantor hanya tersisa 2 orang lagi, yaitu seorang dosen dan kepala keuangan. Gw suruh kepala security untuk melaporkan kejadian ini kepada kedua orang tersebut, sedangkan gw dan security lain mencari keberadaan si security yang keracunan.
Hasil pencarian gw dan security lain, nihil. Gw sangat cemas. Ditambah lagi 2 orang yang tersisa di kantor, tidak mau ikut campur. Di tengah rasa kebingungan, si security yang keracunan muncul. Dia tampak baik-baik saja. Tapi gw tetap cemas dan memaksanya untuk pergi ke klinik bersama gw dan security lain.
Dari klinik, dirujuk ke Rumah Sakit. Gw pun semakin cemas. Gw pun terus mendampingi sampai Rumah Sakit. Dan syukurlah hasilnya baik-baik saja, si security juga tidak perlu dirawat, hanya perlu datang check up minggu depan. Gw pun merasa lega. Setelah menyelesaikan pembayaran biaya RS, gw pun pulang. Begitu pula dengan si security.
Selama perjalanan pulang, gw langsung memberitahukan kejadian ini ke si bos. Dia pun telepon gw dan menanyakan kejadiannya lebih jelas. Selesai menjelaskan, si bos justru marah-marah ke gw. Si bos minta gw bertanggungjawab dan menutup teleponnya.
Gila...........
Kenapa gw harus tanggungjawab? Bukan gw yang meracuni... Ini siapa yang gila? Gw atau si bos?😠😠😠
Kebesokannya gw cerita kejadian ini ke sekretaris yayasan lain. Gak lama setelah cerita, gw pergi untuk ikut training. Sedangkan sekretaris lain tetap berasa di ruangan.
Setelah selesai training, si sekretaris memberitahu gw kalau si bos telepon dia dan meminta dia untuk menyelidiki kejadian keracunan semalam tanpa sepengetahuan gw. What? Kok kesannya si bos mencurigai gw. Di situlah gw mulai marah.
Hasil penyelidikan teman gw, pestisida itu diminta oleh seorang security dari tukang kebun kantor. Maksud si security meminta pestisida itu karena pohon bunga yang ada di lobby diserang hama ulat. Pestisida itu dimasukan ke dalam botol bekas air mineral. Dan warna pestisida itu berwarna jernih seperti air. Lalu botol itu diletakan oleh si security di atas meja. Tidak lama kemudian datang security lain (security yang keracunan) yang langsung meminum air di botol tersebut, tapi langsung dimuntahkan kembali. Kejadiannya selanjutnya seperti yang gw tulis di atas.
Apa yang berbeda dengan yang gw tulis sebelumnya? Yup... Warna pestisidanya. Saat kejadian gw diberitahu bahwa pestisida itu berwarna seperti air teh, tapi hasil penyelidikan sekretaris lain berwarna seperti air. Karena perbedaan itu, si bos tidak mempercayai gw, dan mencurigai gw.
Sebelum pulang kantor, gw menanyakan apakah si security yang keracunan masuk bertugas atau tidak. Ternyata dia masuk kerja. Gw pun mencari si security yang keracunan dan menanyakan keadaannya. Setelah yakin kalau dia baik-baik saja, gw pun pamit pulang sambil memberikan sedikit uang untuk biaya check up.
Kebesokannya si bos masuk ke kantor, dan gw sudah muak dengan si bos. Gw tidak datang ke kantor, yang datang hanya surat pengunduran diri gw. Ponsel gw matiin, gw mengurung diri di kamar sambil terus menangis sejak semalam. Gw gak habis pikir dengan jalan pikiran si bos. Kenapa dia bisa mencurigai gw? Kenapa gw harus tanggungjawab?
Sore harinya sekretaris yang lain datang ke rumah gw. Dia ditugaskan oleh si bos untuk membujuk gw untuk kembali kerja. Tapi gw menolak bujukan itu. Gw juga gak akan memaafkan si bos, sampai si bos minta maaf ke gw lebih dulu. Hingga hari ini, tidak pernah ada kata maaf yang terlontar dari mulut si bos.
Tidak lama setelah gw resign, sekretaris yang lain pun resign. Keadaan kantor semakin kacau. Bahkan kesejahteraan anak buah gw di kantor tidak diperhatikan oleh si bos.
Sekitar tahun 2016-2017 gw mendengar kabar bahwa universitas itu tidak membayar sewa lahan dari gedung tersebut, bahkan perkara ini sampai dibawa ke pengadilan. Di pengadilan, univertas ini kalah.
Akhirnya universitas ini pun harus meninggalkan gedung yang ditempati, dan sekarang menyewa beberapa ruko untuk kegiatan perkuliahan dan kantor.
Gw gak mau komentar mengenai masalah ini. Silahkan dikomen sendiri😁
#hariini #cukupsampaidisini #qmo
Gw mau coba nulis saat gw kerja di salah satu universitas. Posisi gw sebagai sekretaris yayasan, selain gw ada seorang lagi sekretaris yayasan. Itu adalah pekerjaan yang menyebalkan. Setiap hari selalu saja dimarahi bos, baik gw maupun sekretaris yang lain. Gw kasih laporan, bos bilang nanti aja. Ya sudah gw bawa lagi laporan gw, karena bos gw gak suka ada berkas di mejanya. Gak lama kemudian, dia marah-marah kenapa gw gak kasih laporan. #tepokjidat🤦
Gak tahu kenapa si bos suka sekali marah dan cari kesalahan gw dan sekretaris lain. Setelah marah-marah, dia akan bersikap baik. Tapi gak lama, dia marah lagi... Lama-lama gw bisa gila berhadapan dengan bos seperti dia. Berbeda dengan 2 bos lainnya yang baik dan ramah, bahkan tidak pernah sekalipun marah. Gw kerja di universitas itu hanya selama 6 bulan.
https://www.vectorstock.com/royalty-free-vector/office-boss-yelling-vector-6500537
Gw resign karena gw sangat marah dengan si bos. Menurut gw dia sudah kelewat batas.
Kejadian itu terjadi saat si bos sedang ada di luar kota. Hari itu gw lembur sampai jam 19.00. Saat gw turun ke lobby, ada satu security yang melaporkan bahwa ada security yang tidak sengaja meminum pestisida karena dia mengira itu air teh. Gw langsung suruh security itu mencari dimana security yang keracunan tersebut. Tapi tidak ada yang tahu keberadaannya. Gw pun menanyakan peristiwa tersebut kepada kepala security, tapi dia tidak mengetahui bahwa anak buahnya keracunan pestisida.
Saat itu di kantor hanya tersisa 2 orang lagi, yaitu seorang dosen dan kepala keuangan. Gw suruh kepala security untuk melaporkan kejadian ini kepada kedua orang tersebut, sedangkan gw dan security lain mencari keberadaan si security yang keracunan.
Hasil pencarian gw dan security lain, nihil. Gw sangat cemas. Ditambah lagi 2 orang yang tersisa di kantor, tidak mau ikut campur. Di tengah rasa kebingungan, si security yang keracunan muncul. Dia tampak baik-baik saja. Tapi gw tetap cemas dan memaksanya untuk pergi ke klinik bersama gw dan security lain.
Dari klinik, dirujuk ke Rumah Sakit. Gw pun semakin cemas. Gw pun terus mendampingi sampai Rumah Sakit. Dan syukurlah hasilnya baik-baik saja, si security juga tidak perlu dirawat, hanya perlu datang check up minggu depan. Gw pun merasa lega. Setelah menyelesaikan pembayaran biaya RS, gw pun pulang. Begitu pula dengan si security.
Selama perjalanan pulang, gw langsung memberitahukan kejadian ini ke si bos. Dia pun telepon gw dan menanyakan kejadiannya lebih jelas. Selesai menjelaskan, si bos justru marah-marah ke gw. Si bos minta gw bertanggungjawab dan menutup teleponnya.
Gila...........
Kenapa gw harus tanggungjawab? Bukan gw yang meracuni... Ini siapa yang gila? Gw atau si bos?😠😠😠
Kebesokannya gw cerita kejadian ini ke sekretaris yayasan lain. Gak lama setelah cerita, gw pergi untuk ikut training. Sedangkan sekretaris lain tetap berasa di ruangan.
Setelah selesai training, si sekretaris memberitahu gw kalau si bos telepon dia dan meminta dia untuk menyelidiki kejadian keracunan semalam tanpa sepengetahuan gw. What? Kok kesannya si bos mencurigai gw. Di situlah gw mulai marah.
Hasil penyelidikan teman gw, pestisida itu diminta oleh seorang security dari tukang kebun kantor. Maksud si security meminta pestisida itu karena pohon bunga yang ada di lobby diserang hama ulat. Pestisida itu dimasukan ke dalam botol bekas air mineral. Dan warna pestisida itu berwarna jernih seperti air. Lalu botol itu diletakan oleh si security di atas meja. Tidak lama kemudian datang security lain (security yang keracunan) yang langsung meminum air di botol tersebut, tapi langsung dimuntahkan kembali. Kejadiannya selanjutnya seperti yang gw tulis di atas.
Apa yang berbeda dengan yang gw tulis sebelumnya? Yup... Warna pestisidanya. Saat kejadian gw diberitahu bahwa pestisida itu berwarna seperti air teh, tapi hasil penyelidikan sekretaris lain berwarna seperti air. Karena perbedaan itu, si bos tidak mempercayai gw, dan mencurigai gw.
Sebelum pulang kantor, gw menanyakan apakah si security yang keracunan masuk bertugas atau tidak. Ternyata dia masuk kerja. Gw pun mencari si security yang keracunan dan menanyakan keadaannya. Setelah yakin kalau dia baik-baik saja, gw pun pamit pulang sambil memberikan sedikit uang untuk biaya check up.
Kebesokannya si bos masuk ke kantor, dan gw sudah muak dengan si bos. Gw tidak datang ke kantor, yang datang hanya surat pengunduran diri gw. Ponsel gw matiin, gw mengurung diri di kamar sambil terus menangis sejak semalam. Gw gak habis pikir dengan jalan pikiran si bos. Kenapa dia bisa mencurigai gw? Kenapa gw harus tanggungjawab?
Sore harinya sekretaris yang lain datang ke rumah gw. Dia ditugaskan oleh si bos untuk membujuk gw untuk kembali kerja. Tapi gw menolak bujukan itu. Gw juga gak akan memaafkan si bos, sampai si bos minta maaf ke gw lebih dulu. Hingga hari ini, tidak pernah ada kata maaf yang terlontar dari mulut si bos.
Tidak lama setelah gw resign, sekretaris yang lain pun resign. Keadaan kantor semakin kacau. Bahkan kesejahteraan anak buah gw di kantor tidak diperhatikan oleh si bos.
Sekitar tahun 2016-2017 gw mendengar kabar bahwa universitas itu tidak membayar sewa lahan dari gedung tersebut, bahkan perkara ini sampai dibawa ke pengadilan. Di pengadilan, univertas ini kalah.
Akhirnya universitas ini pun harus meninggalkan gedung yang ditempati, dan sekarang menyewa beberapa ruko untuk kegiatan perkuliahan dan kantor.
Gw gak mau komentar mengenai masalah ini. Silahkan dikomen sendiri😁
#hariini #cukupsampaidisini #qmo
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home