Monday, May 11, 2020

20200511

Senin, 11 Mei

#Hariini gw bangun agak siang karena semalam gw tidur sudah dini hari. Pikiran gw terus aktif dan emosi gw belum juga reda.

Yup... Gw emosi karena harga barang yang diberikan oleh adik gw ke konsumen bawel itu cukup murah. Bisa dikatakan itu harga modal. Jika dihitung-hitung, ternyata gw rugi.

Coba bayangkan...
Saat adik gw pegang penjualan barang itu, dia menggunakan ekspedisi yang ongkos kirimnya hanya IDR 7.000 dengan durasi pengiriman yang tidak dapat ditentukan. Sedangkan gw menggunakan ekspedisi yang ongkos kirimnya IDR 17.000 dengan durasi pengiriman selama 2 hari.

Awalnya gw kira, biaya ongkos kirim itu akan ditanggung oleh si konsumen bawel, ternyata tidak. Harga modal ditambah ongkos kirim menjadi lebih mahal dari harga yang dibayarkan si konsumen bawel.

Dan si konsumen bawel itu menjual dengan keuntungan minimal IDR 20.000, belum termasuk ongkos kirim.

What do you think?

Memangnya gw panti sosial?

Adik gw selalu bilang kalau dia hanya ingin membantu di konsumen bawel. Dia membantu si konsumen bawel, tidak mengalami kerugian. Sedangkan gw harus menanggungnya.

Kalau ingin bantu yah bantu sendiri, jangan ajak gw untuk jadi panti sosial buat keluarga si konsumen bawel. 

Seandainya si konsumen itu tidak bawel, ngotot, ngeyel, bermulut 2, mungkin gw tidak akan semarah ini.

https://images.app.goo.gl/mP5ayezKogCWW6hg7

Akhirnya saat menjelang jam makan siang, gw ribut dengan adik gw karena si konsumen bawel ini. Gw pun menagih semua uang yang gw keluarkan selama ini dan menuntut semua kerugian gw.

Kejamkah gw?

I don' think so... Why?

Adik gw ini juga licik dan suka berbohong. Yang lebih parah lagi, dia bangga dengan kepintarannya berbohong.

Dia sengaja menggunakan gw untuk menyelesaikan masalah penjualan barangnya yang tidak lancar. Karena apa? Karena pengiriman yang lama.

Dia mencoba untuk membodohi gw, dengan alasan hasil penjualannya untuk gw. Saat gw bertanya berapa harga penjualannya ke konsumen bawel dan ke konsumen lainnya, dia terus berkelit dengan alasan lupa dan sibuk.

Sampai akhirnya, si konsumen bawel memberitahu gw harga yang diberikan adik gw. Gw cukup tercenggang dengan harga yang beda tipis dengan modal. Jika ditambah dengan ongkos kirim IDR 7.000  memang masih ada untung sekitar IDR 3.000. Tapi masalahnya ongkos kirim gw IDR 17.000. Itu artinya gw rugi.

Dan adik gw terus melarang gw untuk bicara jujur ke si konsumen bawel. Mungkin dia takut image-nya yang baik hati luntur.

Gw beberapa hari ini coba untuk sabar menanti jawaban adik gw, tapi hari ini gw sudah gak tahan. Dia memulai dengan menyalahkan gw yang kelebihan memesan barang atau salah motif. Padahal gw hanya menuruti apa yang dia minta.

Akhirnya gw pun mengakhirinya dengan keributan di depan si konsumen bawel dan nyokap gw. Gw masih berbaik hati untuk tidak mengatakan yang sebenarnya, yaitu selama pesanan si konsumen bawel dipegang gw, gw lah yang menanggung kekurangan biaya ongkos kirimnya.

#hariini #cukupsampaidisini #qmo


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home