DUPE (20191220)
20 Desember (DUa Puluh desembEr)
#Hariini gw mau nulis tentang mendiang keponakan gw yang terkena leukimia tipe ALL. Dia meninggal setelah berjuang melawan cancer selama sekitar 3 tahun. Tepatnya 10 Maret 2016 sekitar jam 03.00, satu hari setelah gerhana matahari total terjadi.
2013 was unforgettable year.
Di tahun itu gw merasakan kekecewaan, kesedihan, keputusasaan, dan kehilangan.
Kecewa...
Gw pernah kerja di taman rekreasi, sebagai promotion staff. Awalnya memang sesuai dengan jobdesc yang ada. Tapi semakin lama, semakin bertambah.
Karena ketidakmampuan staff lain dalam mengerjakan jobdescnya, akhirnya si bos meminta bantuan gw untuk "membantu" staff itu. Melihat hasil kerja gw yang memuaskan, maka dari "membantu" berubah menjadi "jobdesc tambahan". Mulai dari departemen Operational, General Affair, Sales, Leasing, Finance, hingga Secretary GM.
Many jobs... 1 person... 1 salary...
What do you think? Is it fair?
Yup... Dengan banyaknya jobdesc dan tanggung jawab yang dialihkan ke gw, kenaikan gaji gw di tahun 2013 hanya sekitar 3%. Disamaratakan dengan staff lain, yang jelas-jelas beberapa jobdesc-nya dialihkan ke gw. Alasan penyamarataan kenaikan gw karena tidak ada referensi dari Manager gw. Dia butuh gw tapi dia tidak mau mengajukan referensi kenaikan gaji gw. Tentu saja gw kecewa dengan sikap si Manager. Dan gw pun mengajukan pernyataan resign kepada GM gw secara lisan pada tanggal 29 Juli 2013 sekitar jam 18.30.
Setibanya di rumah, gw mengatakan tentang pengajuan resign ini ke orang tua gw. Mereka setuju saja dengan keputusan gw.
Kesedihan...
Sekitar jam 21.30, kakak gw telepon mengabarkan bahwa anaknya, yang baru berusia 3 tahun lebih 19 hari, harus dirawat karena Fever Dengue. Dokter di Emergency Room tidak mengatakan lebih lanjut mengenai kemungkinan lain selain Fever Dengue, tapi si dokter menaruh kecurigaan bahwa ada penyakit lain yang lebih serius dari Fever Dengue.
Esok harinya saat dokter spesialis anak datang memeriksa keponakan gw, dia menyarankan agar dilakukan pemeriksaan sum-sum tulang belakang dan merujuk ke rumah sakit lain di luar kota. Tapi karena keberadaan rumah sakit rujukan yang cukup jauh, akhirnya diputuskan bahwa rujukan itu hanya untuk pemeriksaan sum-sum tulang saja. Jadi setelah pemeriksaan sum-sum tulang selesai, keponakan gw akan dibawa kembali ke rumah sakit sebelumnya.
Akhirnya pemeriksaan sum-sum tulang pun dilakukan. Sum-sum tulang itu pun sebagian dibawa ke rumah sakit lain, supaya lebih meyakinkan.
Hasil pemeriksaan dari rumah sakit rujukan, menyatakan bahwa keponakan gw positif menderita leukimia tipe ALL. Sedih pastinya mendengar kabar ini, tapi masih ada satu harapan lagi, yaitu hasil pemeriksaan dari rumah sakit lain yang akan keluar 3 hari lagi.
3 hari kemudian, adik gw pergi ke.rumah sakit itu untuk mengambil hasil pemeriksaan sum-sum tulang, dan hasilnya sama dengan rumah sakit rujukan.
Saat mendengar kabar ini, gw merasa seperti waktu berhenti. Pikiran gw kosong. Dan gw berharap ini adalah mimpi. Tapi inilah kenyataan.
Tidak pernah terpikirkan bahwa cancer akan datang di keluarga gw, karena keluarga gw tidak punya riwayat cancer.
Keputusasaan...
Karena di rumah sakit yang merawat keponakan gw tidak tersedia dokter spesialis cancer anak, maka keponakan gw pun dipindahkan ke rumah sakit swasta yang lebih mahal. Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan pun cukup fantastis bagi keluarga gw.
Penyakit ini tidak hanya memakan biaya pengobatan yang mahal, tapi juga waktu dan tenaga. Karena proses pengobatannya memakan waktu yang tidak sebentar.
Dalam keadaan putus asa, baik teman-teman gw maupun teman-teman dari kakak dan adik gw, melakukan penggalangan dana. Ini pertama kalinya gw menerima hasil dari penggalangan dana. Biasanya gw yang memberi, tapi kali ini gw yang menerima.
Kehilangan...
Melihat keponakan gw yang terlihat sehat tapi kemudian divonis leukimia, lalu rasa kecewa gw di kantor, membuat gw bertanya "kenapa semua ini bisa terjadi? Kenapa gw harus mengalami ini?"
Akhirnya gw pun menyadari bahwa Life is Suffering, Impermanent, and Non-self (Buddhist Teaching). Gw pun memutuskan untuk pergi retreat di luar negeri untuk waktu yang cukup lama.
Beberapa hari sebelum gw pergi retreat, entah kenapa gw sangat ingin bertemu tante gw. Dan perasaan ini sangat menggebu. So... Gw pun pergi mengunjungi rumah tante gw. Melihat tante gw, tiba-tiba saja terlintas dipikiran gw "ini adalah moment terakhir gw bertemu tante gw".
Tanggal 21 Oktober adalah hari terakhir gw kerja. Si GM sempat memanggil gw ke ruangannya. Dengan mata memerah dan sesekali menyeka matanya dengan tisu, dia mengucapkan terima kasih ke gw. Huh... Dalam hati gw kecewa dengan sikap si Manager, tapi selain itu ada juga perasaan kehilangan. Yah... Kehilangan... Gw sangat menyukai pekerjaan gw. Tapi gw sudah memutuskan untuk melepaskannya.
Tidak seperti melepas pegawai lain, yang akan diadakan farewell party atau makan siang bersama. But for me... No farewell party nor lunch. Semua berjalan dan bersikap seperti tidak ada apa-apa. Menyedihkan...
Pertengahan November, GM gw meminta gw untuk datang ke kantor. Dia meminta gw untuk membantunya menyelesaikan laporan keuangan yang biasa gw buat dan mengajari staff baru, pengganti gw.
28 November adalah hari terakhir gw untuk serah terima pekerjaan. Seperti sebelumnya, sikap staff yang lain pun biasa saja. Lagi-lagi tidak ada farewell party ataupun makan siang bersama. Sekitar jam 18.00, si GM memaksa untuk mengantar gw pulang.
Sebelum pulang si GM mengajak gw makan malam di salah resto. Dia cerita banyak hal, mulai dari keluarga, pekerjaan dan lain-lain. Dan kembali, matanya memerah dan sesekali menyeka matanya dengan tisue. Kami selesai makan sekitar jam 22.00. Itulah makan malam terpanjang kami.
Setelah tiba di depan rumah gw. Si GM pun mengucapkan salam perpisahan ke gw. Yup... Jam 01.30 dini hari gw sudah harus tiba dibandara. Itu artinya hnya tersisa sekitar 3,5 jam untuk gw istirahat. Sedangkan gw masih belum selesai packing.
Tanggal 29 November 2013 jam 01.30, gw pergi meninggalkan rumah. Hanya nyokap dan adik gw yang melepas kepergian gw.di depan rumah. Ini adalah keputusan yang sangat ekstrim yang pernah gw buat, hanya untuk retreat di luar negeri untuk waktu yang cukup lama.
Sekitar 1 bulan setelah gw pergi, gw telepon ke rumah. Dan nyokap gw mengabarkan bahwa tante gw kemarin (30 Desember 2013) meninggal. Air mata gw tidak bisa keluar, hanya terasa sesak di dada, menerima kenyataan ini. Kehilangan yang cukup menyakitkan.
#hariini #cukupsampaidisini #qmo
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home